LULOPEDIA.ID: Di tepian pantai Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, gelombang laut berderai pelan. Laut yang luas membentang, menyimpan potensi besar yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk budidaya rumput laut. Seiring berjalannya waktu, usaha budidaya rumput laut menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak warga di wilayah ini.
Namun, satu hal yang menarik perhatian, budidaya rumput laut di kawasan ini, sebagaimana di banyak tempat lain, sebagian besar masih didominasi oleh kaum laki-laki. Pemandangan yang lazim terlihat adalah pria-pria dengan tenaga dan keahlian fisik mereka memasang tali-tali panjang untuk media budidaya rumput laut, sementara kaum perempuan hanya berperan dalam tahap pengikatan bibit dan penjemuran hasil panen.
Kenyataan ini mendorong sebuah pertanyaan: Apakah memang benar budidaya rumput laut harus menjadi ranah yang hanya didominasi oleh kaum pria? Adakah cara untuk memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan dalam proses budidaya ini?
Melihat potensi besar ini, sekelompok akademisi dari Universitas Halu Oleo, dipimpin oleh Prof. Ma’ruf Kasim, bersama Prof. La Baco Sudia dan Ibu Nurdiana Wardha Jalil dari Universitas Dayanu Iksanuddin, serta didukung oleh BAPPEDA Kabupaten Buton Utara, menggagas sebuah inovasi yang dapat mengubah wajah budidaya rumput laut di daerah ini.
Inovasi yang mereka bawa adalah penerapan teknologi Horizontal Net, metode yang diharapkan mampu memaksimalkan peran perempuan dalam budidaya rumput laut, khususnya dalam pengelolaan kebun bibit.
Secara tradisional, budidaya rumput laut di wilayah pesisir seringkali identik dengan pekerjaan fisik yang berat. Pemasangan tali utama, pengaturan media budidaya, hingga pembersihan rumput laut dari lumut yang menempel, membutuhkan tenaga ekstra. Terlebih lagi, metode yang digunakan umumnya adalah longline, di mana tali panjang dengan pemberat besar dipasang di dasar laut. Metode ini, meskipun efektif, secara fisik memang lebih mengandalkan tenaga laki-laki.
Namun, dalam kenyataannya, perempuan tetap memiliki peran penting dalam budidaya rumput laut, meski cakupannya terbatas pada pengikatan bibit dan penjemuran. Di Kabupaten Buton Utara, distribusi kerja antara laki-laki dan perempuan dalam budidaya rumput laut adalah 3 berbanding 7. Hal ini mencerminkan betapa perempuan masih sangat terpinggirkan dalam proses-proses utama yang justru memegang kunci keberhasilan budidaya.
Padahal, dengan peran yang lebih besar, perempuan tidak hanya akan memberikan kontribusi lebih signifikan, tetapi juga mampu memberdayakan diri mereka secara ekonomi dan sosial. Inilah alasan di balik pentingnya inovasi teknologi Horizontal Net.
Melalui program yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, teknologi Horizontal Net mulai diperkenalkan kepada para perempuan pembudidaya rumput laut di Buton Utara.
Teknologi ini diharapkan mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang sering dihadapi oleh para pembudidaya, termasuk kerap hanyutnya bibit akibat arus laut, serangan penyakit seperti ice-ice, serta penempelan lumut yang meresahkan.
Dalam metode Horizontal Net, rumput laut ditanam di dalam jaring horizontal yang membuatnya terlindungi dari berbagai gangguan eksternal, seperti arus laut yang kuat dan perubahan suhu permukaan laut. Metode ini juga memungkinkan bibit rumput laut terjaga dalam jaring, sehingga mengurangi risiko rusaknya bibit akibat faktor alam. Dengan adanya sistem ini, rumput laut akan tetap bersih dari lumut yang biasanya menempel pada metode longline, yang sering kali merugikan pembudidaya.
Namun, keuntungan terbesar dari inovasi ini adalah terbukanya peluang bagi perempuan untuk mengambil peran lebih besar dalam keseluruhan proses budidaya, mulai dari pembibitan hingga pemanenan.
Metode Horizontal Net tidak membutuhkan tenaga fisik sebesar metode tradisional, sehingga lebih mudah diterapkan oleh perempuan. Pekerjaan yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh laki-laki, kini dapat dikelola secara mandiri oleh para perempuan. Mereka dapat memulai pembibitan, merawat rumput laut selama masa pertumbuhan, hingga memanennya saat waktu panen tiba.
Dampak Ekonomi dan Sosial Bagi Perempuan
Penerapan inovasi ini bukan hanya tentang teknologi baru, tetapi juga membawa perubahan sosial yang lebih besar. Dengan semakin besarnya peran perempuan dalam budidaya rumput laut, mereka memiliki kesempatan untuk mandiri secara ekonomi. Perempuan yang sebelumnya hanya berada di pinggiran proses budidaya, kini dapat ikut menentukan keberhasilan panen, sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Selain itu, peningkatan keterlibatan perempuan dalam sektor ekonomi lokal juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan gender yang masih kerap terjadi di masyarakat pesisir.
Tidak hanya itu, teknologi Horizontal Net juga diprediksi dapat meningkatkan produktivitas rumput laut secara keseluruhan di Buton Utara. Dengan bibit yang lebih terlindungi dan lebih mudah dikelola, ketersediaan bibit yang berkualitas tinggi dapat terus terjaga, sekaligus mempercepat waktu panen. Dampaknya, produksi rumput laut di daerah ini dapat meningkat, dan Buton Utara berpotensi menjadi salah satu sentra penghasil rumput laut yang lebih maju.
Keberhasilan implementasi Horizontal Net akan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan bagi masyarakat pesisir, terutama perempuan. Dengan peran yang lebih besar dalam budidaya rumput laut, perempuan di Buton Utara memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan dalam sektor ekonomi yang sebelumnya didominasi laki-laki. Inovasi ini tidak hanya tentang bagaimana mengoptimalkan teknologi dalam proses budidaya, tetapi juga tentang pemberdayaan perempuan sebagai bagian penting dari rantai produksi rumput laut.
Langkah ini tentunya juga akan membantu mewujudkan keberlanjutan lingkungan di kawasan pesisir, karena metode budidaya yang lebih ramah lingkungan dan efektif mampu mengurangi kerusakan ekosistem laut yang sering kali terjadi akibat metode tradisional. Lebih jauh lagi, keberhasilan inovasi ini dapat menjadi model bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang juga memiliki potensi besar dalam budidaya rumput laut.
Dengan inovasi Horizontal Net, perempuan di Kabupaten Buton Utara tidak hanya berdiri di tepi pantai sebagai pengamat, tetapi mereka kini menjadi bagian integral dari keberhasilan budidaya rumput laut, turut mengambil peran sebagai pilar ekonomi keluarga dan masyarakat.
Laporan: Shen Keanu