Kongres ICEC: Wujudkan Jurnalisme Berkualitas di Era Digital

Shen Keanu, Lulopedia Indonesia
Saturday, 21 Sep 2024 - 20:33 Wita

LULOPEDIA.ID: Pada Jumat malam, 20 September 2024, Indonesia mencatat sejarah penting dalam dunia jurnalisme dengan digelarnya Kongres I Indonesia Chief Editors Club (ICEC). Kongres yang diselenggarakan secara virtual ini bukan hanya sebuah ajang pertemuan para pemimpin redaksi, melainkan sebuah momentum berharga untuk merumuskan langkah konkret dalam memperbaiki kepercayaan publik terhadap media.

Mengusung tema “Mengembalikan Kepercayaan Publik Terhadap Media dengan Jurnalisme Berkualitas”, kongres ini berhasil memilih tujuh presidium dan anggota organisasi penting lainnya yang akan membawa ICEC menuju visi besarnya: mengembalikan kejayaan jurnalisme di tengah tantangan disrupsi digital.

Diikuti oleh 120 peserta dan 75 peninjau, kongres ini berlangsung hingga pukul 23.45 WIB, dan menandai langkah maju bagi dunia pers di Indonesia. Dalam kongres ini, terpilih tujuh presidium ICEC, yakni; Erik Somba, Rusman, M Djufri Rachim, Insany, Yatimul Ainun, Zuhri Muhammad, dan Nila Ertina FM. Selain itu, juga terpilih Badan Pertimbangan Organisasi, yang terdiri dari Upi Asmaradhana, Nurkholis, dan Nengah Muliarta, serta lima anggota Majelis Kehormatan, yaitu Hendrayana, Yosep Adi Prasetyo, Yenti Garnasih, Maryadie, dan Wenseslaus Manggut.

Kongres ICEC yang berlangsung di bawah bayang-bayang cepatnya perubahan teknologi dan lanskap digital ini, dibuka oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria. Nezar menggarisbawahi pentingnya peran jurnalisme dalam menjaga demokrasi di tengah maraknya penyebaran disinformasi.

Creative Preneur

Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa ada tiga pilar utama yang harus menjadi pondasi ekosistem jurnalisme yang sehat: independensi, kualitas, dan pluralitas. Menurutnya, media harus tetap berdiri tegak dalam menjalankan tugasnya, tanpa terpengaruh oleh kepentingan politik ataupun bisnis yang dapat mengganggu objektivitas pemberitaan.

”Ekosistem jurnalisme yang ideal harus mendukung profesionalisme, melibatkan publik, dan tentunya semakin berkualitas, baik dari produk jurnalistik maupun persaingan usaha yang sehat,” ujar Nezar.

Nezar juga menyoroti bagaimana teknologi digital telah mengubah cara konsumen mengakses informasi. Pembaca saat ini tidak hanya mencari berita yang akurat, tetapi juga informasi yang bisa diakses dengan cepat dan mudah dari berbagai perangkat.

“Konsumen kini menuntut aksesibilitas informasi yang lebih tinggi, dan media harus mampu merespons tuntutan ini dengan tetap menjaga kualitas dan integritas jurnalisme,” tambahnya.

Sebagai ketua presidium ICEC yang baru terpilih, Erik Somba memandang bahwa terbentuknya kepengurusan ICEC adalah sebuah pencapaian yang sudah diimpikan sejak tiga tahun lalu. Erik menekankan bahwa di tengah derasnya arus disrupsi digital, ICEC memiliki peran penting untuk memperkuat jurnalisme berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman.

“Kami di ICEC siap mengawal kepentingan publik melalui jurnalisme yang independen dan bertanggung jawab. Ini adalah langkah konkrit untuk memberikan hak kepada publik atas informasi yang benar, akurat, dan dapat dipercaya,” kata Erik.

Dalam konteks ini, ICEC tidak hanya sekadar organisasi, melainkan sebuah gerakan yang berupaya memperbaiki kepercayaan publik terhadap media. Visi besar ICEC adalah mewujudkan kemerdekaan pers yang bertanggung jawab dan memperkuat jurnalisme yang berkualitas, profesional, dan independen.

Untuk mencapai visi ini, ICEC telah merumuskan sejumlah misi strategis, yang meliputi:

 

  1. Menjadi wadah silaturahmi dan koordinasi antar pemimpin redaksi dalam membangun redaksi yang independen dan berpihak pada kepentingan publik.
  2. Sebagai forum untuk bertukar ide dan keahlian dalam mengelola dan memimpin media.
  3. Mewujudkan profesionalisme di kalangan pemimpin redaksi, dengan menekankan pentingnya pemberitaan yang mengutamakan kebenaran data dan fakta.

Dalam beberapa tahun terakhir, media di Indonesia dan di seluruh dunia mengalami tantangan besar akibat disrupsi digital. Media sosial dan platform-platform berbasis internet lainnya dengan cepat mengambil alih peran tradisional jurnalisme sebagai penyedia informasi utama.

Di satu sisi, teknologi memungkinkan akses informasi yang lebih cepat dan lebih luas, tetapi di sisi lain, munculnya disinformasi dan berita palsu (hoaks) menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan.

Erik Somba menegaskan bahwa ICEC hadir untuk menjawab tantangan ini. “Di tengah derasnya arus disrupsi digital, jurnalisme tetap harus menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Publik membutuhkan media yang mampu memberikan informasi yang mendalam, berdasarkan fakta yang terverifikasi,” ujar Erik.

Dalam konteks ini, ICEC memiliki peran penting untuk menjaga dan memperbaiki standar etika jurnalisme di Indonesia. Organisasi ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas pemberitaan, tetapi juga pada aspek-aspek strategis lain yang berkaitan dengan keberlanjutan industri media. Kompetisi yang sehat, profesionalisme, dan kolaborasi antar media menjadi beberapa faktor kunci yang terus diperjuangkan ICEC.

Perjalanan ICEC sendiri dimulai sejak tahun 2022 dan, dideklarasikan di Kota Palembang, Sumatera Selatan pada 3 Mei 2024. Saat itu, 57 pemimpin redaksi dari berbagai media di Indonesia menandatangani deklarasi pembentukan ICEC. Mereka sepakat bahwa media di Indonesia harus memiliki organisasi yang mampu menjadi wadah bagi para pemimpin redaksi untuk berkoordinasi, berbagi pengalaman, dan memperkuat jurnalisme yang bertanggung jawab.

Kini, dengan kepengurusan yang baru saja terpilih, ICEC siap menjalankan visi besarnya. Kongres I ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan jurnalisme yang tidak hanya memenuhi standar profesionalisme, tetapi juga mampu menjaga integritas dan independensi dalam menyampaikan informasi kepada publik.

Dalam era informasi yang serba cepat seperti sekarang, jurnalisme memiliki peran yang semakin krusial dalam menjaga demokrasi. Melalui jurnalisme yang berkualitas, media mampu menjadi penyeimbang kekuasaan, mengawasi kebijakan pemerintah, dan menyuarakan kepentingan publik.

Namun, semua ini hanya bisa terwujud jika media tetap memegang teguh prinsip-prinsip independensi, etika, dan profesionalisme.

Dengan terpilihnya presidium baru dan visi besar yang telah dirumuskan, ICEC berkomitmen untuk terus memperjuangkan jurnalisme yang berkualitas di Indonesia. Di tengah maraknya disinformasi, kehadiran ICEC menjadi harapan baru bagi dunia media di Tanah Air.

Laporan: Shen Keanu

Creative Preneur

Baca Juga

Rekomendasi untuk Anda