LULOPEDIA.ID: Di tengah hiruk-pikuk politik Sulawesi Tenggara (Sultra), ada satu fenomena yang menarik perhatian: gerakan “Gen Z Bahteramas”. Ini bukan sekadar perkumpulan biasa, melainkan sebuah platform inovatif yang menjadi wadah bagi ribuan anak muda dari kalangan generasi Z, milenial, hingga mahasiswa untuk menyuarakan ide dan gagasan segar mereka dalam konteks politik, ekonomi, dan sosial.
Gen Z Bahteramas hadir sebagai representasi suara muda yang ingin terlibat aktif dalam proses perubahan daerah.
Pada tahun 2024, Sultra menghadapi Pemilihan Gubernur yang diwarnai dengan berbagai dinamika. Salah satu kandidat kuat adalah pasangan Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, yang diusung oleh Gen Z Bahteramas.
Gerakan ini bukan sekadar mendukung kandidat dalam kontestasi politik, tetapi membawa misi lebih besar: melibatkan anak muda dalam membentuk masa depan Sultra.
Ketika kita bicara tentang Sultra hari ini, lebih dari 50% pemilih adalah bagian dari generasi Z dan milenial. Dengan jumlah yang besar ini, mereka bukan hanya sekadar pemilih biasa. Mereka adalah penentu arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah daerah ke depan.
Generasi muda Sultra sadar bahwa peran mereka sangat penting dalam menentukan hasil dari pesta demokrasi.
Satria, seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo, mengungkapkan kebanggaannya menjadi bagian dari gerakan ini. “Kami tidak hanya ingin menjadi pemilih pasif. Kami ingin menjadi agen perubahan yang membawa Sultra menuju arah yang lebih baik,” katanya.
Aspirasi seperti inilah yang menjadi landasan berdirinya Gen Z Bahteramas.
Deklarasi gerakan ini dipimpin oleh Enoza Genasty Nur Alam, putri bungsu dari calon gubernur Tina Nur Alam. Meskipun berada di London untuk melanjutkan studinya, Enoza tetap aktif memimpin dan memberi arahan. Dalam sebuah video yang dikirimkannya dari luar negeri, Enoza menegaskan bahwa Gen Z Bahteramas tidak hanya sebatas ruang diskusi.
“Ini adalah tempat di mana generasi muda Sultra dapat berbagi ide, menciptakan inovasi, dan mendorong perubahan nyata yang relevan dengan tantangan zaman sekarang,” ujarnya.
Peran Enoza dalam gerakan ini tentu tidak terlepas dari pengaruh besar ayahnya, Nur Alam, mantan Gubernur Sultra. Beliau sangat mendukung pembentukan Gen Z Bahteramas sebagai bagian dari upaya untuk membangun kesadaran politik di kalangan anak muda.
“Saya percaya, generasi muda Sultra memiliki potensi yang luar biasa. Mereka harus diberi ruang untuk memainkan peran penting dalam pembangunan daerah,” tegas Nur Alam dalam pidato deklarasinya.
Namun, Gen Z Bahteramas tidak hanya fokus pada politik. Platform ini juga memfasilitasi pertumbuhan ekonomi kreatif dan pengembangan teknologi digital. Ari, seorang pengusaha muda Sultra, melihat peluang besar dari adanya Gen Z Bahteramas.
“Saya yakin platform ini bisa melahirkan inisiatif-inisiatif bisnis yang mendukung ekonomi kreatif. Kita bisa menciptakan kolaborasi bisnis yang berkelanjutan di bidang teknologi digital dan ekonomi kreatif,” ujarnya penuh semangat.
Dengan berkembangnya dunia digital, generasi muda di Sultra tidak ingin ketinggalan. Melalui Gen Z Bahteramas, mereka berharap bisa merintis usaha bersama dan menciptakan peluang baru dalam sektor ekonomi kreatif yang semakin menjanjikan.
Selain fokus pada ekonomi, pendidikan menjadi salah satu isu utama yang diusung oleh pasangan Tina-Ihsan. Selama menjadi anggota DPR RI, Tina Nur Alam telah memperjuangkan program beasiswa yang berhasil membantu lebih dari 100 ribu pelajar dan mahasiswa Sultra.
Arifin, salah satu penerima beasiswa tersebut, menceritakan betapa program ini telah mengubah hidupnya. “Saya berasal dari keluarga sederhana. Dengan adanya beasiswa ini, saya bisa melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Saya berharap Ibu Tina bisa terpilih dan melanjutkan program beasiswa ini untuk generasi muda lainnya,” ucapnya penuh harapan.
Komitmen Tina Nur Alam terhadap pendidikan tidak diragukan lagi. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa dirinya siap melanjutkan program beasiswa ini dan bahkan membuka lebih banyak peluang bagi milenial dan Gen Z untuk mengembangkan potensi mereka, terutama melalui program kewirausahaan yang dirancang untuk menciptakan lapangan kerja baru di Sultra.
Menariknya, dukungan terhadap pasangan Tina-Ihsan tidak hanya datang dari kalangan Gen Z dan milenial. Berbagai kelompok etnis di Sultra, mulai dari etnis Tolaki, Bugis, Jawa, hingga Sunda, menyatakan dukungan mereka secara terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa Tina Nur Alam adalah sosok pemimpin yang mampu merangkul semua golongan.
Linda, seorang mahasiswa keturunan Bugis, mengungkapkan alasan di balik dukungannya. “Ibu Tina selalu mendengarkan aspirasi kami, tidak peduli latar belakang suku. Dia adalah pemimpin yang inklusif dan mampu mengayomi semua golongan,” katanya.
Pernyataan Linda ini menggambarkan betapa Tina Nur Alam memiliki visi yang jelas untuk membangun Sultra sebagai daerah yang harmonis dan maju.
Dengan Gen Z Bahteramas sebagai motor penggerak, pasangan Tina Nur Alam dan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan menawarkan harapan baru bagi Sultra. Mereka tidak hanya ingin memenangkan Pilgub, tetapi juga ingin membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda.
Program-program ekonomi kreatif, beasiswa pendidikan, dan kewirausahaan yang diusung pasangan ini menjadi bukti nyata komitmen mereka terhadap kesejahteraan anak muda di Sultra.
Pada akhirnya, suara generasi muda akan menjadi penentu dalam Pemilihan Gubernur Sultra 2024. Gen Z Bahteramas bukan hanya sekadar ruang bagi mereka untuk menyuarakan pendapat, tetapi juga wadah bagi mereka untuk berkontribusi langsung dalam membangun masa depan Sultra yang lebih baik.
Laporan: Shen Keanu