LULOPEDIA.ID: Di tengah megahnya langit malam Baubau, terpantul cahaya harapan di penghujung perayaan Haroana Baubau 2024. Selama sepekan, mulai tanggal 11 hingga 17 Oktober, Kota Baubau menjadi saksi sebuah perhelatan besar yang tidak hanya mengangkat kebudayaan dan tradisi lokal, tetapi juga memperkuat komitmen untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan mengusung tema “Posaangu Tokalapena Liputa” atau yang berarti “Bersatu untuk Kebaikan Negeri,” Haroana Baubau sukses menyatukan berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan dalam semangat persatuan yang kokoh.
Acara penutupan yang berlangsung di Kotamara pada malam Rabu (17/10/2024) menjadi momen penuh makna bagi seluruh warga Baubau. Pj Wali Kota Baubau, Dr. H. Muh Rasman Manafi, SP, M.Si, hadir dan menutup secara resmi perayaan tahunan tersebut dengan pesan yang sarat akan optimisme dan keharmonisan.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya semangat persatuan, terlebih menjelang pelaksanaan Pemilukada yang tinggal sebulan lagi. Ia menegaskan bahwa meski pilihan politik mungkin berbeda, namun tali silaturahmi harus tetap terjaga demi kemajuan bersama Kota Baubau.
Rasman Manafi memanfaatkan panggung ini untuk menekankan visi pembangunan Baubau ke depan, yang tidak hanya terfokus pada pertumbuhan fisik seperti infrastruktur, tetapi juga pada kecerdasan, kreativitas, dan karakter baik dari setiap warga.
Dengan menguatkan aspek-aspek ini, ia berharap pertumbuhan sosial-budaya, ekonomi, dan lingkungan akan berjalan selaras demi mewujudkan kota yang lebih makmur dan berdaya saing di masa depan.
Namun, tidak hanya berhenti pada perayaan budaya, Haroana Baubau juga menjadi panggung bagi upaya konkret dalam memperkuat kerja sama antar daerah di Sulawesi Tenggara. Pada malam penutupan, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pj Wali Kota Baubau dengan sejumlah pejabat penting dari daerah-daerah sekitar, termasuk Pj Wali Kota Kendari, Pj Bupati Kolaka, Pj Bupati Konawe, dan Pj Bupati Bombana. MoU ini bertujuan untuk mengatasi tantangan inflasi daerah melalui sinergi dalam pengendalian harga komoditas dan penguatan ekonomi lokal.
Penandatanganan MoU tersebut mencerminkan langkah strategis pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok, sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat. Sebagai daerah yang kerap kali menghadapi fluktuasi harga komoditas, Baubau dan daerah-daerah lain di Sulawesi Tenggara memiliki kepentingan bersama untuk memastikan bahwa stabilitas harga tetap terjaga, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya diwarnai dengan lonjakan permintaan. Kerja sama ini melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, serta Dinas Perikanan dari masing-masing daerah.
Dalam konteks yang lebih luas, Baubau bersama lima kabupaten/kota di Sultra Kepulauan—dengan dukungan dari Bappeda Provinsi—telah menyusun sebuah usulan penting untuk pengembangan “blue economy” sebagai proyek percontohan kawasan strategis nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Inisiatif ini menunjukkan komitmen daerah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berfokus pada sektor kelautan yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian di wilayah kepulauan Sulawesi Tenggara.
Konsep ekonomi biru atau “blue economy” pada dasarnya menekankan pada pemanfaatan sumber daya laut yang lestari untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi tanpa merusak lingkungan. Hal ini sangat relevan dengan kondisi geografis Baubau dan sekitarnya yang memiliki potensi kelautan besar namun masih belum dimaksimalkan secara optimal. Jika berhasil, proyek ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan perekonomian daerah, tetapi juga memberikan contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam mengelola sumber daya laut mereka secara berkelanjutan.
Perayaan Haroana Baubau tahun ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia akan tradisi dan kebudayaan leluhur, tetapi juga sebagai momentum penting untuk melangkah lebih jauh ke depan. Baubau telah menunjukkan bahwa melalui kolaborasi dan sinergi, setiap tantangan, termasuk inflasi dan ketimpangan ekonomi, dapat diatasi. Semangat “Posaangu Tokalapena Liputa” menjadi pengingat bahwa kekuatan terletak pada persatuan, dan bersama-sama, kita dapat membangun negeri yang lebih baik.
Dengan semangat kebersamaan ini, kita menantikan langkah-langkah strategis ke depan dari Pemkot Baubau dan daerah-daerah lainnya di Sulawesi Tenggara. Haroana Baubau bukan sekadar perayaan budaya; ia adalah titik tolak bagi harapan baru, sinergi baru, dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.
Laporan: Shen Keanu