Revitalisasi Bahasa Wolio, Buku Baru untuk Generasi Masa Depan

Shen Keanu, Lulopedia Indonesia
Saturday, 30 Nov 2024 - 19:15 Wita

LULOPEDIA.ID: Sabtu pagi, 30 November 2024, suasana di Meeting Room Hotel Zenith Baubau terasa berbeda. Hiruk-pikuk para undangan mulai memenuhi ruangan dengan semangat yang tampak membara.

Hari itu, sebuah langkah penting diambil untuk menjaga salah satu kekayaan budaya Buton: Bahasa Wolio. CV Odhento Berkah menyelenggarakan acara bertajuk “Soft Launching & Sosialisasi Buku Pelajaran Bahasa Wolio”—sebuah upaya nyata untuk menghidupkan kembali bahasa daerah yang hampir terpinggirkan oleh derasnya arus modernisasi.

Di balik kemegahan acara ini, hadir wajah-wajah yang tak asing lagi di dunia pendidikan dan budaya Baubau. Eko Prasetya, ST., MM., Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan kota Baubau, membuka acara dengan sambutan hangat. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya buku pelajaran Bahasa Wolio ini bagi sekolah-sekolah dasar di wilayah tersebut.

“Kehadiran buku ini bukan hanya memenuhi kebutuhan, tetapi juga sebuah langkah penting dalam melestarikan Bahasa Wolio bagi generasi muda,” ungkapnya.

Creative Preneur

Tak hanya itu, peran Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara juga menjadi sorotan. Kepala kantor, Ibu Dr. Uniawati, S.Pd., M.Hum., memaparkan program revitalisasi Bahasa Wolio yang sedang mereka jalankan. Ia menjelaskan bahwa upaya ini adalah bagian dari strategi menyeluruh untuk mempertahankan keberadaan bahasa daerah di tengah ancaman kepunahan.

“Bahasa Wolio adalah identitas kita, dan revitalisasinya membutuhkan kerja sama semua pihak,” ujarnya penuh semangat.

Dalam acara tersebut, hadir pula Budayawan Buton ternama, Bapak La Ode Alirman, SH. Ia memberikan pandangan yang sangat mendalam tentang pentingnya pelestarian Bahasa Wolio melalui pendidikan. “Buku ini adalah wujud nyata perjuangan. Ketika kita menjaga bahasa, kita menjaga akar budaya kita,” tegasnya.

Tak ketinggalan, penulis buku, Laode Muhammad Insan Zulhidayan Zaadi, berbagi cerita tentang latar belakang penulisan buku ini. Sebagai alumni Stikosa-AWS Surabaya dan Mercu Buana Jakarta, Insan mengungkapkan bahwa karya ini adalah bentuk dedikasinya melanjutkan perjuangan sang ayah, H. La Ode Zaadi (alm), yang juga seorang penulis buku Bahasa Wolio.

Insan berharap buku pelajaran ini dapat digunakan mulai tahun ajaran 2025/2026, menjadi bagian dari kurikulum SD untuk kelas 1 hingga 6. “Ini bukan hanya soal menjaga bahasa, tetapi juga tentang melestarikan perjuangan generasi sebelumnya,” katanya dengan nada haru.

Direktur CV Odhento Berkah, LM. Alfian Zaadi, juga berbagi visi besar perusahaan dalam menghidupkan kembali Bahasa Wolio. Ia menekankan bahwa buku ini bukanlah akhir dari perjuangan, tetapi awal dari perjalanan panjang.

“Kami tidak hanya berhenti pada penerbitan buku. Ke depan, kami ingin membentuk komunitas Guru Bahasa Wolio serta menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang mendukung,” ungkap Alfian penuh optimisme.

Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran tokoh-tokoh penting lainnya, seperti Dr. La Ode Abdul Munafi, seorang akademisi yang dikenal di bidangnya, dan Ibu Nanik Lestari, praktisi pendidikan dan budaya dari Bali. Tak lupa, 68 Kepala Sekolah SD di Baubau turut hadir, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap inisiatif ini.

Sesi tanya jawab berlangsung hangat, dengan berbagai pertanyaan dan masukan dari para undangan. Acara ini kemudian ditutup dengan santap siang bersama, diselingi pemberian doorprize yang membuat suasana semakin akrab dan berkesan.

Kehadiran Buku Pelajaran Bahasa Wolio ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan panjang pelestarian bahasa daerah. Bukan sekadar alat bantu ajar, buku ini adalah medium pengikat budaya yang akan terus mengingatkan generasi muda pada akar sejarahnya.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga masyarakat umum, ada harapan besar bahwa Bahasa Wolio akan tetap hidup di tengah tantangan zaman.

Laporan: Shen Keanu

Creative Preneur

Baca Juga

Rekomendasi untuk Anda