Tina Nur Alam dan Kebangkitan Partisipasi Politik Perempuan di Sultra

Shen Keanu, Lulopedia Indonesia
Wednesday, 4 Sep 2024 - 10:24 Wita

LULOPEDIA.ID: Di bawah langit biru Sulawesi Tenggara (Sultra), nama Tina Nur Alam kembali bergaung di setiap sudut perbincangan masyarakat. Sebagai calon Gubernur Sultra, ia tidak hanya menjadi sosok yang memimpin perubahan politik, tetapi juga simbol perjuangan perempuan di daerah tersebut.

Komitmen Tina untuk memperjuangkan hak-hak perempuan sudah lama tertanam dalam setiap langkah hidupnya. Dengan penuh tekad, ia berupaya membuka jalan yang lebih luas bagi partisipasi perempuan di kancah politik. Dan kini, ia berada di garis depan untuk menciptakan era baru kepemimpinan perempuan di Sulawesi Tenggara.

Politik sering kali dipersepsikan sebagai arena yang keras dan didominasi oleh laki-laki, tetapi Tina Nur Alam memiliki pandangan berbeda. Ia melihat peran perempuan dalam politik bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai pemain aktif yang mampu memberikan dampak nyata.

Di setiap forum dan kesempatan, Tina selalu menekankan pentingnya kesetaraan gender, terutama dalam pengambilan kebijakan publik. Bagi Tina, keberadaan perempuan dalam posisi strategis adalah sebuah keharusan jika kita ingin menciptakan kebijakan yang inklusif dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

Creative Preneur

Dalam salah satu pertemuannya dengan komunitas perempuan di Sultra, Tina berbicara dengan lantang, “Saya percaya bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai pelaku aktif yang ikut menentukan arah kebijakan daerah.” Pernyataan ini bukan hanya sebatas retorika, tetapi sebuah refleksi dari apa yang selama ini diperjuangkannya.

Tina juga tidak pernah ragu untuk mengingatkan masyarakat Sultra akan sejarah besar yang pernah dimiliki oleh perempuan dalam kepemimpinan daerah ini. Ia kerap mengangkat kisah Sultanah Wakaka, penguasa Kerajaan Buton pada abad ke-16, sebagai inspirasi bagi perempuan masa kini. Sultanah Wakaka dikenal sebagai raja perempuan yang bijaksana dan kuat, yang memimpin dengan integritas tinggi.

“Kita memiliki warisan yang luar biasa dari para pendahulu kita, dan saya merasa terhormat bisa melanjutkan perjuangan mereka dalam memajukan peran perempuan di Sultra,” ujar Tina, sambil mengingatkan pentingnya belajar dari sejarah.

Tina Nur Alam bukan hanya sosok yang pandai berbicara; ia adalah seorang pemimpin yang menaruh aksi nyata di balik kata-katanya. Komitmennya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik tampak jelas dari berbagai program yang diusungnya.

Salah satu program unggulannya adalah “Bahteramas Berlayar Kembali,” yang tidak hanya berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, tetapi juga membuka ruang yang lebih besar bagi perempuan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Melalui program ini, Tina dan pasangannya, La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, bertekad menciptakan kesetaraan gender di seluruh aspek kehidupan di Sultra.

Siti Aminah, seorang aktivis perempuan di Kendari, melihat Tina sebagai sosok yang membawa perubahan nyata. “Kami melihat Ibu Tina sebagai figur yang sangat peduli dengan nasib perempuan di daerah ini. Beliau tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak nyata dalam memberdayakan kami,” ujar Aminah.

Pernyataan ini tidak berlebihan, mengingat banyak program yang telah diluncurkan Tina telah memberikan dampak positif bagi perempuan di Sultra, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun politik.

Salah satu aspek penting dari perjuangan Tina adalah bagaimana ia mendorong perempuan untuk mengambil peran dalam proses demokrasi. Tina yakin bahwa partisipasi perempuan dalam politik bukanlah sesuatu yang opsional, melainkan sebuah keharusan. “Visi kami adalah Sultra yang sejahtera dan merata, di mana perempuan juga memiliki andil besar dalam proses pembangunan,” tegasnya.

Tina Nur Alam sering kali menyebut Sultanah Wakaka dalam pidato-pidatonya, karena baginya, kepemimpinan perempuan di Sultra memiliki akar yang sangat kuat dalam sejarah. Sultanah Wakaka memimpin Kerajaan Buton dengan kebijaksanaan dan keberanian di tengah tantangan besar pada masa itu. Sosok Sultanah tidak hanya menjadi inspirasi bagi Tina, tetapi juga bagi banyak perempuan Sultra lainnya yang ingin mengambil peran aktif dalam kehidupan politik dan sosial.

Melalui perjuangannya, Tina membuktikan bahwa perempuan Sultra tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juga kekuatan untuk memimpin. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, terutama dari kalangan perempuan, Tina optimis bahwa ia dapat membawa perubahan signifikan di Sulawesi Tenggara.

Perjuangan Tina adalah cerminan dari warisan yang dimulai oleh Sultanah Wakaka, yang kini berlanjut dalam bentuk modern melalui kepemimpinan yang berlandaskan pada prinsip kesetaraan gender.

Sulawesi Tenggara kini berada di persimpangan sejarah, di mana kepemimpinan perempuan memiliki peluang besar untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, Tina Nur Alam menjadi simbol harapan dan masa depan yang cerah bagi perempuan di Sultra.

Dengan tekad dan visi yang kuat, ia berupaya menghadirkan perubahan yang tidak hanya memajukan perempuan, tetapi juga seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara.

Laporan: Shen Keanu

Creative Preneur

Baca Juga

Rekomendasi untuk Anda