Mafindo dan FISIP UHO Membangun Generasi Literasi Digital Melalui Sekolah Kebangsaan

Shen Keanu, Lulopedia Indonesia
Sunday, 27 Oct 2024 - 11:15 Wita

LULOPEDIA.ID: Di balik sebuah kampus di Kendari, Sulawesi Tenggara, sebuah gerakan penting dimulai. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) menandatangani kerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Sebuah momen bersejarah ini bukan sekadar acara simbolis atau formalitas. Ini adalah tonggak bagi generasi muda, terutama mahasiswa, untuk mengenal lebih dalam makna dari literasi digital di era penuh informasi ini.

Pada 2024, Indonesia tidak hanya memerlukan pemuda yang cerdas, tetapi juga yang paham akan dampak informasi, terutama dalam membangun masyarakat yang demokratis dan tangguh.

Siang itu, di gedung FISIP UHO, MoU (Memorandum of Understanding) ditandatangani oleh Dekan FISIP UHO, Prof. Dr. Eka Suaib, M.Si, dan Dr. Jumrana, M.S., selaku Presidium Mafindo untuk wilayah Indonesia Tengah. Bukan sekadar formalitas, perjanjian ini melibatkan beberapa bidang penting dalam kehidupan kampus—pengajaran, penelitian, hingga pengabdian masyarakat.

Creative Preneur

Dengan fokus utama pada literasi digital, kolaborasi ini bertujuan agar mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang siap menghadapi tantangan di era informasi yang bergerak cepat.

Literasi digital menjadi isu penting di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, yang penduduknya terus tumbuh dalam mengakses teknologi. Dalam dunia yang semakin didominasi oleh informasi, masyarakat membutuhkan pemahaman yang mendalam akan dampak dan bahaya dari informasi palsu atau hoaks.

Menurut laporan We Are Social 2022, lebih dari 70% masyarakat Indonesia menggunakan internet setiap hari, dengan sebagian besar mengakses informasi melalui media sosial. Namun, tidak semua informasi yang beredar adalah fakta atau kebenaran. Disinilah literasi digital menjadi kebutuhan mendesak, terutama bagi generasi muda.

“Program ini bertujuan untuk mendukung terciptanya luaran civitas akademika FISIP yang profesional di bidangnya dan mendukung program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” ungkap Prof. Eka Suaib.

Menurutnya, program ini tidak hanya sekadar meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai literasi digital dan demokrasi, tetapi juga mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dalam dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.

MoU ini tidak berhenti hanya pada penandatanganan saja. Sebagai tindak lanjut, FISIP UHO dan Mafindo menginisiasi “Kontrak Implementasi Kerja.” Kerja sama ini melibatkan berbagai program studi di FISIP, seperti Prodi Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Prodi Jurnalistik, dan Prodi Ilmu Komunikasi.

Setiap program studi memiliki peran spesifik dalam mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam memahami literasi digital.

Melalui kerja sama ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori di ruang kelas, tetapi mereka juga mendapatkan pengalaman praktis melalui kunjungan corporate, penelitian ilmiah, serta kesempatan magang di Mafindo.

Pengalaman ini memberi mereka wawasan langsung tentang cara menyaring informasi, mengecek fakta, dan mengidentifikasi berita palsu yang kerap meracuni masyarakat.

“Kami ingin mahasiswa benar-benar memahami kompleksitas informasi di era digital ini,” ujar Dr. Jumrana, M.S. Kerjasama ini diharapkan berjalan efektif dan memberikan dampak nyata yang terukur, memaksimalkan peran setiap program studi dalam membentuk mahasiswa yang mampu bersikap kritis dan bijak dalam mengelola informasi.

Perjanjian ini disusun untuk berlangsung selama tiga tahun, dengan opsi perpanjangan bergantung pada evaluasi dampak dan manfaat yang diperoleh kedua belah pihak. Ini bukanlah kerja sama yang sifatnya sementara. Sebaliknya, ini adalah komitmen jangka panjang yang diharapkan mampu memberi kontribusi positif pada pembangunan generasi literasi digital yang tangguh di Indonesia.

Sebagai lembaga yang fokus pada literasi digital dan melawan berita hoaks, Mafindo berharap kolaborasi ini akan menjadi contoh yang bisa ditiru oleh institusi pendidikan lain di Indonesia.

“Ini bukan sekadar kerja sama antara universitas dan lembaga. Ini adalah upaya menciptakan lingkungan kampus yang sehat dalam hal informasi dan komunikasi,” tambah Dr. Jumrana. Lingkungan kampus yang lebih sehat dalam berinformasi sangat penting, terutama ketika mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa akan terus berperan aktif di dalam masyarakat.

Kolaborasi ini juga mendapat sambutan hangat dari mahasiswa FISIP. Mereka melihat kesempatan ini sebagai jembatan untuk lebih memahami dunia nyata yang akan mereka hadapi setelah lulus.

“Saya merasa bangga karena universitas saya melakukan kerja sama yang begitu penting. Literasi digital bukan hanya tentang mengetahui mana informasi yang benar atau salah, tapi tentang bagaimana kita bisa berkontribusi positif bagi masyarakat,” ujar seorang mahasiswa dari Prodi Jurnalistik.

Kerja sama ini menjadi langkah awal dalam perjalanan panjang literasi digital di Indonesia, yang diharapkan akan terus berkembang. FISIP UHO dan Mafindo menaruh harapan besar bahwa kolaborasi ini mampu menginspirasi generasi muda, bukan hanya di kampus mereka, tetapi juga di berbagai institusi pendidikan lain di tanah air.

Program Sekolah Kebangsaan yang diusung FISIP UHO dan Mafindo ini membuktikan bahwa pendidikan literasi digital bukan hanya wacana, tetapi sebuah aksi nyata yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Di tengah arus informasi yang semakin deras, para mahasiswa ini siap menjadi pilar yang menopang kejujuran, keadilan, dan demokrasi dalam masyarakat.

Laporan: Shen Keanu

Creative Preneur

Baca Juga

Rekomendasi untuk Anda