LULOPEDIA.ID: Beredar kabar yang mengklaim Bumi bakal gelap selama 3 hari mulai 8 April. Pakar menegaskan bahwa kabar tersebut adalah hoaks.
Informasi hoaks itu beredar di unggahan sejumlah akun di platform media sosial TikTok dalam bahasa inggris di Indonesia hingga Filipina
Isi narasi yang beredar bahwa Bumi akan mengalami kegelapan selama 72 jam atau mulai dari 8 April 2024. Akibat dari fenomena ini Bumi akan melewati Sabuk Foton’ (Photon Belt).
Menurut informasi dari akun X @infoastronomy pada Selasa (26/3/2024), fenomena gelapnya Bumi disebabkan oleh terjadinya gerhana Matahari yang terencana pada hari Jumat tersebut.
Namun, pengguna media sosial menegaskan bahwa kegelapan yang terjadi hanya berlangsung dalam beberapa menit dan terbatas hanya di sebagian Wilayah tertentu, seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada yang berada di jalur totalitas gerhana.
Sebuah akun TikTok @your_fave_shop juga ikut meramaikan diskusi dengan menanyakan kebenaran mengenai kemungkinan Bumi gelap selama tiga hari pada 8 April 2024.
Namun, benarkah Bumi akan mengalami kegelapan selama tiga hari berturut-turut?
CEK FAKTA:
Ahli Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebutnya sebagai informasi yang keliru. Tak hanya informasi soal Bumi yang akan gelap, tetapi juga istilah sabuk foton yang digunakan.
“Jelas itu hoaks. Narasi bahwa Bumi memasuki foton belts atau sabuk foton juga tidak dikenal dalam sains,” ujar Thomas, dikutip dari akun TikTok pribadinya.
Berikutnya penjelasan Marufin Sudibyo, seorang astronom Indonesia, menegaskan bahwa klaim tersebut merupakan hoaks semata. Menurutnya, tidak ada dasar ilmiah yang membenarkan kemungkinan Bumi akan gelap selama tiga hari secara berturut-turut pada tanggal tersebut.
Marufin menyoroti pernyataan yang mengaitkan kegelapan dengan perlintasan Bumi melalui sabuk foton, yang menurutnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Sabuk foton sendiri adalah kumpulan partikel gelombang elektromagnetik yang membawa sifat-sifat kuantum, termasuk cahaya.
“Dalam konteks ini, jika Bumi benar-benar melintasi sabuk foton, seharusnya Bumi akan terang benderang bukan gelap,” ujar Marufin.
Gerhana matahari total, Marufin juga menjelaskan mengenai fenomena gerhana Matahari total yang memang dijadwalkan terjadi pada Jumat (8/4/2024) waktu universal atau Sabtu (9/4/2024) waktu Indonesia.
Gerhana tersebut diperkirakan akan terjadi antara pukul 17.45 hingga 20.52 waktu universal. Namun, wilayah yang akan melihat gerhana total terbatas hanya pada sebagian wilayah Amerika bagian Tengah dan Utara, serta sebagian kecil Eropa.
Di Indonesia, gerhana Matahari tersebut tidak akan terlihat karena terjadi pada tengah malam waktu lokal.
Marufin menambahkan bahwa secara langsung,gerhana Matahari total tidak memiliki dampak yang signifikan. Namun, secara tidak langsung, fenomena in dapat mempengaruhi pasang-surut air laut, terutama jika terjadi dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Dampaknya adalah hasil dari gaya tarik antara Bulan dan Matahari yang mencapai puncaknya selama gerhana, yang dapat mempengaruhi pasang-surut air laut dan kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras,” jelas Marufin.
KESIMPULAN:
Klaim mengenai Bumi gelap selama tiga hari berturut-turut mulai 8 April 2024 dapat disimpulkan sebagai hoaks tanpa adanya dasar ilmiah yang kuat.
REFERENSI:
https://www.instagram.com/p/C5G30u7B-zY/?igsh=ZmN5cHllbDFhZmJx