Tina Nur Alam Menyuarakan Perubahan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender di Sultra

Shen Keanu, Lulopedia Indonesia
Sunday, 24 Nov 2024 - 07:41 Wita
[Sassy_Social_Share]

LULOPEDIA.ID: Pada Sabtu malam, 23 November 2024, suasana di Claro Hotel Kendari dipenuhi antusiasme. Debat Publik Ketiga Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah berlangsung, menampilkan para kandidat yang memaparkan visi dan misi mereka.

Di antara sorotan utama malam itu adalah pernyataan La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, calon Wakil Gubernur yang berpasangan dengan Tina Nur Alam. Ihsan menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan seperti Tina Nur Alam memiliki kepekaan khusus terhadap isu kekerasan berbasis gender.

“Angka kekerasan berbasis gender di Sultra sangat memprihatinkan.Sebagai pemimpin perempuan, Tina memiliki sensitivitas dan kepedulian tinggi terhadap isu ini. Bersama, kami berkomitmen untuk menghadirkan kebijakan yang nyata dan berdampak,” ujarnya.

Data menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2023, terdapat 1.234 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sultra. Mayoritas korban berasal dari kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak-anak.

Angka ini mencerminkan tantangan serius yang dihadapi provinsi ini dalam upaya melindungi warganya dari kekerasan berbasis gender.

Menanggapi situasi tersebut, pasangan Tina-Ihsan merancang serangkaian program prioritas. Salah satunya adalah memaksimalkan peran guru dan konselor di sekolah untuk memberikan edukasi tentang kesetaraan gender dan pencegahan kekerasan sejak dini.

“Kami akan memperkuat konseling di berbagai lini, baik di sekolah maupun masyarakat, sehingga korban kekerasan berbasis gender bisa mendapatkan dukungan dan perlindungan yang lebih baik,” kata Ihsan.

Selain itu, mereka berencana mengoptimalkan kelas pra-nikah untuk memberikan pemahaman kepada calon pasangan tentang pentingnya membangun keluarga yang harmonis tanpa kekerasan.

Langkah ini diharapkan dapat menekan angka kekerasan dalam rumah tangga yang seringkali berakar dari kurangnya pemahaman tentang hubungan yang sehat dan setara.

Dalam aspek penegakan hukum, Tina-Ihsan berkomitmen memperkuat regulasi untuk memastikan pelaku kekerasan mendapatkan sanksi tegas. Mereka juga akan mendorong adanya perlindungan hukum yang lebih baik bagi korban.

“Kami akan memperkuat regulasi untuk memastikan pelaku kekerasan mendapatkan sanksi tegas. Selain itu, kami akan mendorong adanya perlindungan hukum yang lebih baik bagi korban,” jelas Ihsan.

Komitmen pasangan ini tidak berhenti di situ. Mereka juga berencana membuka ruang konsultasi dan edukasi yang lebih luas di masyarakat, bekerja sama dengan organisasi perempuan dan lembaga masyarakat sipil.

Program-program ini bertujuan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan dan anak di Sultra. “Kami percaya, dengan pendekatan yang sistematis dan perhatian khusus, Sultra bisa menjadi provinsi yang ramah dan aman bagi semua warganya, terutama perempuan dan anak,” tutup Ihsan.

Langkah-langkah yang diusung oleh Tina-Ihsan sejalan dengan data nasional yang menunjukkan tingginya angka kekerasan berbasis gender.

Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2023, terdapat 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, dengan mayoritas terjadi di ranah personal. Data ini menegaskan urgensi tindakan konkret dalam menangani isu kekerasan berbasis gender, khususnya di Sulawesi Tenggara.

Dengan latar belakang sebagai pemimpin perempuan yang memiliki kepekaan tinggi terhadap isu-isu gender, Tina Nur Alam diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam upaya penanganan kekerasan berbasis gender di Sultra. Kepemimpinannya diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi perempuan dan anak-anak di provinsi ini.

Laporan: Shen Keanu

[Sassy_Social_Share]

Baca Juga

Rekomendasi untuk Anda